Kang Nasrudin
Kang Nasrudin Alumni PP. Miftahul Falah, Sumber Sari. Lanjut ke PP Darussalam Blokagung, Banyuwangi. Pernah mengikuti program Pesantren Pasca Tahfidz Bayt Alquran, Tangerang, Pusat Studi Alquran, salah satu santri angkatan ke 8.

3 Tips Ampuh Agar Anak Cepat Betah di Pondok Pesantren

Tidak ada komentar

Bagaimana cara agar anak cepat betah di pondok pesantren? Apa peran seorang ibu dalam hal ini? Simak ulasannya hanya di sini

Daftar Isi [Tampil]

agar anak cepat betah di pondok pesantren

Pondok pesantren semakin menarik perhatian banyak kalangan. Sistem pendidikan tertua di kalangan umat Islam ini nyata-nyata memberikan kontribusi besar dalam pendidikan karakter. Bisa dikatakan paling tua karena belajar ala-ala mondok sudah ada sejak zaman rasulullah. Di mana para sahabat rela menumpang di masjid demi menimba ilmu agama dari rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Nah, banyak orang tua kini yang berminat untuk memondokkan putra-putrinya terkendala soal betah. Bagaimana caranya agar anak cepat betah di pondok pesantren? 

Berbeda dengan santri zaman old, santri zaman now memang kebanyakan mondok karena diminta, disuruh, bahkan dipaksa oleh orang tua. Hal itu karena semakin rusaknya gaya hidup dan pergaulan anak-anak remaja dan anak muda di luar pesantren. Tidak semuanya, namun kebanyakan memang membuat orang tua khawatir. Mulai dari akses internet yang tak dibekali filter diri yang kuat, pergaulan yang semakin materialistis, hingga sopan santun yang kurang dijaga. Tentu yang paling utama karena orang tua ingin buah hatinya tahu tentang agama Islam lebih banyak darinya, dan kelak bisa menjadi anak salih yang mendoakan. 

Kembali ke soal bagaimana cara agar anak cepat betah di pondok pesantren, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Tidak hanya melulu soal kiriman dan kenyamanan anak di pesantren, namun juga terkait keseharian orang tua di rumah. Saya coba ulas beberapa yang saya pahami. 

1. Tegakan Hati Ibu 


Kunci pertama adalah ibu. Iya, ibu. Orang tua perempuan ini memang punya ikatan batin sangat kuat dengan buah hatinya. Siapapun orangnya tentu yang paling diingat adalah kasih sayang ibu. Walaupun sang ayah juga tak kalah kasih sayangnya. Karena memang ibu lah yang setiap hari nyambung dengan anak. Sedangkan ayah banyak kesibukan, pekerjaan, yang mengharuskannya ada jarak dengan anak. Sosok ayah juga diidentikkan dengan penegak disiplin di keluarga sehingga sering pasang gaya galak. 

Jika ingin anak cepat betah di pesantren, maka yang paling pertama harus tega adalah ibu. Harus merelakan anaknya jauh, prihatin, dan mengurusi berbagai hal sendiri. Tega, demi kebaikan. Lihatlah induk ayam yang ingin anaknya mandiri, mereka rela mematuki anaknya saat menyapih. Berpura-pura marah, galak, mematuk, agar anaknya tidak mengekor lagi. 

agar anak cepat betah di pondok pesantren

Begitu pun ibu terhadap anaknya yang di pondok pesantren. Harus menegakan dan merelakan anaknya belajar mandiri. Jangan selalu diingat-ingat dan dipikirkan setiap saat. Saat makan, ingat “Duh si Rudi di pondok makan sama apa ya?” Waktu di rumah sedang makan enak, teringat pula “Wah, sayang nggak ada Rudi yang biasanya menghabiskan opor ayam” 

Lebih parah lagi ibu sering menangisi anaknya. Wah, betulan. Pokoknya kalau di rumah ibu malah sering memikirkan dan membicarakan di anak, yakin di pesantren anaknya juga sering teringat ibu dan rumah. Efeknya, jadi pemalas di pesantren, nangisan, akhirnya nggak betah, pulang. Selesai ... 

2. Doakan Saja 


Wong anak sendiri kok nggak boleh diingat-ingat dan dipikirkan? Nggak memikirkan tapi kepikiran. Oke, oke. Itu lumrah dan sangat wajar bahkan harus. Tapi caranya saja. cara mengekspresikan kasih sayang, keteringatan pada putran putri Anda, itulah yang dimaksud di sini menentukan anak betah atau nggak. Saran saya, doakan saja lah. Setiap kepikiran anak di pesantren, doakan. Saat makan enak, ingat anak di pesantren, doakan. Saat melihat kamar anak yang kosong, teringat anak, doakan. Doakan dan doakan itu lah kuncinya. Sudah tahu kan keampuhan doa seorang ibu? Kenapa tidak Anda manfaatkan untuk mewujudkan anak yang salih? Malah Anda gunakan untuk menghancurkan masa depannya dengan menangisi dan secara tidak langsung menyebabkan dia tak jadi mondok. 

3. Nikmati 40 Hari Penuh Perjuangan 


Ini adalah angka sakral. Para nabi dan rasul diangkat menjadi utusan Allah selalu pada umur 40 tahun. Angka 40 juga menyimpan banyak peristiwa dalam agama. Rasulullah uzlah/menyendiri ke Gua Hira selama 40 hari. Taurat ditutunkan pada Nabi Musa juga dalam 40 hari dan lain sebagainya. Karena itulah, para kyai sepuh pesantren menganjurkan santri baru tidak boleh pulang dulu, tidak boleh dijenguk sebelum 40 hari. 

Ini perjuangan yang berat. Baik bagi si anak, maupun bagi orang tua khususnya ibu. Dan, banyak yang gagal di fase ini. Belum lagi 40 hari anak mondok sudah berulang kali dijenguk dengan alasan tidak tega. Ngomong-ngomong orang tua saya selama saya mondok dulu, 6 tahun itu kalau tidak salah cuma 3 atau 4 kali menengok saya. Hiks... tega. 

Saya sendiri saat jadi santri baru, mendengar nasehat ini langsung dari KH. Mukhtar Sya’roni di Pondok Pesantren Miftahul Falah, Sumber Sari, Lampung Timur. Saat itu beliau mengumpulkan santri baru dan memberikan wejangan, dzikir, dan salah satunya adalah tidak boleh pulang dulu sebelum 40 hari. 

Jadi begitu lah sebagian tips ampuh agar anak cepat betah di pondok pesantren. Sekali lagi, tegakan, tegakan, tegakan dan doakan. Baru setelah itu bekali secukup-cukupnya, tapi jangan sebanyak-banyaknya. Hehehe. Soal ini, seberapa ukuran membekali anak di pesantren, Insyaallah akan saya ulas lagi.

Kang Nasrudin
Kang Nasrudin Alumni PP. Miftahul Falah, Sumber Sari. Lanjut ke PP Darussalam Blokagung, Banyuwangi. Pernah mengikuti program Pesantren Pasca Tahfidz Bayt Alquran, Tangerang, Pusat Studi Alquran, salah satu santri angkatan ke 8.

Komentar